16 Jun 2011

Bonus Tuhan #Cerpen

Guys, saking bosennya ngga tahu mau ngapain, aku nulis cerpen aja deh ya. Judulnya AJAIB!
nah! biasa deh tiap mau bikin cerpen yang bikin bingung dan lama mikirnya adalaaaah.....
bikin nama buat tokohnya! haha. kebiasaan banget nih aku kaya gini. oke, WAIT! *mikir*

Oke! Tokoh utamanya Dema Syah Leqha (cowok) & Reha Vilnov (cewek). Selamat membaca!! :)
===================================================================

"Pesooonaaa cintamuu menjamaah jiwakuu..." lagu Netral itu terus kunyanyikan pelan untuk menghilangkan sedikit rasa gugup. Aku dan timku hari ini akan mempresentasikan usaha kecil yang kami ikutkan pada kompetisi wirausaha muda di kampus. Kami mendapat giliran ke 20 dan sekarang masih giliran ke 15 tapi aku sudah lalu lalang di depan ruang "eksekusi" sambil bernyanyi pelan. Terkadang aku duduk di salah satu kursi sambil memainkan poni pendekku yang kurasa justru makin pendek dari hari ke hari.
"Rehaaaaa, kamu ngapain?" tanya Kira, salah satu sahabat dan sekaligus ketua timku.
"Beneran deh. Harusnya aku ngga gugup ya. Tapi tapiii lumayan nih saingannya." kataku.
"Teruuss? Ngapain mondar mandir gitu? Lagian sejak kapan kamu nyanyi-nyayi buat ilangin grogi?"
"Eh? Nyanyi? Emang kedengeran yaaa?"
Tiba - tiba beberapa peserta lainnya tertawa kecil mendengar pertanyaanku.
"Nah! Tuh banyak yang ketawa. Berartiiiiii?? Yaiyaaalaaah, Rehaaa!!", kata Kira sambil menahan tawanya.
Aku benar - benar malu! Aku merasa tadi hanya bernyanyi kecil tapi ternyata hampir seluruh peserta lain yang menunggu giliran mendengar suaraku. Ahhhhh.
Baiklah, singkat cerita, akhirnya semua peserta mengetahui tingkah aneh dan suara - yang aku kira kecil - nyanyianku. Aku hampir melupakan kapan giliran presentasi timku saat melihat cowok itu. Tinggi, tidak putih - tapi bersih -, dan cool! Beneran!! Tadi di lobi aku sempat lihat cowok ini dan secara ngga sadar emang tertarik ama dia. Oke, TERTARIK! Bukan naksir atau semacamnya. Aku bahkan ngga tahu apa yang ada di dia, yang bisa bikin aku ngga sadar perhatiin dia.
AH!!!! Tasnya! Dia memakai tas ransel yang ada lambang Angkatan. Sebenernya aku juga ngga terlalu tahu sih itu lambang angakatan darat, laut, atau udara. Cuma aku emang excited dan tertarik banget ama cowok-cowok yang ada hubungannya ama Angkatan, ama Tentara. Kenapa? Mmmm. Cerita nanti aja.
"Aaahh cowok itu! Peserta juga ternyata.", gumamku.
"Nomor 19, silakan masuk!"
Suara salah satu juri itu membuyarkan lamunanku. Ah? Tadi apa katanya? Nomor 19? Lalu? Timku kan nomor 20? Berarti 10 menit lagi giliranku presentasi di depan juri - juri itu? Duh duh duh!!!
"Re, siap - siap yuk. Doa dulu kita. Biar ntar lancar." kata Asta, teman se-timku yang lain.
"Eh? Ah? Oh, iya iya yuk. Kira mana?"
"Tuh, udah siap daritadi. Km baik - baik aja kan?"
"Iya. Everything is ok!!".
Sebelum masuk ke ruang 'eksekusi' aku sempat melihat cowok itu dan.. dia juga sedang memperhatikanku! Ya Tuhan! Tanpa sadar aku menarik sedikit ujung - ujung bibirku. Mungkin kalau tak ingat sekarang harus berhadapan dengan juri, aku akan tersenyum terus ngga karuan.
"Baik tim nomer 20, silakan menyampaikan usaha kalian!" kata salah satu juri.
Kira memulai presentasi. Asta duduk di sudut menjadi operator pada komputer. Aku? Kira memintaku untuk duduk di dekatnya dan membuat alibi sekeren mungkin untuk menjawab pertanyaan dai juri. Kira selalu menyebutku spesialis alibi. Mungkin karena aku selalu berhasil membuat jawaban - jawaban keren setiap sesi tanya jawab saat presentasi di kampus.
10 menit berlalu. Waktu untuk tim kami telah habis. Yah, kami sudah berusaha maksimal. Hasilnya akan diumumkan 3 hari lagi dan kami hanya bisa berdoa. Semoga usaha kecil kami bisa lolos ke tahap selanjutnya.
Aku masih menunggu tim lain, yang juga teman satu jurusan, yang masih menunggu giliran presentasi. Kami memang berniat untuk makan bareng setelah ini.
Cowok itu! Dia sedang ngobrol dengan teman - teman satu timnya. Tertawa. Manis sekali. Ya Tuhaaaaan. Sekali lagi! Dia melirik ke arahku dan aku hanya bisa diam, bahkan tak sempat tersenyum! Bukan, bukan tak sempat, tapi tak mampu. Sepertinya bibirku sedikit kaku. Oke, aku berlebihan. Tapi aku benar - benar tidak tahu apa yang terjadi. Aku hanya diam, balas menatapnya, dan kemudian salah tingkah! Benar - benar bukan seperti di sinetron.
Akhirnya semua tim sudah mendapat giliran. Kami meninggalkan tempat 'eksekusi' ini dan meluncur segera ke pedagan kaki lima yg menjual siomay. Sudah. Aku kira sampai situ saja pertemuanku dengan cowok cool itu. Pertemuan yang menyenangkan :)

*********
"Gimana? Kita lolos ngga?" tanya Kira.
"Hmmm. Nggaaa. Sayang banget. Hufftt." kataku penuh penyesalan setelah melihat tak ada daftar tim kami di website kampus.
"Kita udah usaha. Ngga apa-apalah yaaa" Kira berusaha menghibur.
Hmm. Timku tidak lolos ke tahap selanjutnya. Cukup menyedihkan ya? Tapi ya sudahlah namanya juga kompetisi. Ada yang menang dan ada yang kurang beruntung sehingga tidak bisa menang. Entah kenapa aku enggan menyebutkan kata "kalah".
Tiba - tiba aku teringat dengan cowok itu. Cowok keren saat menunggu 'eksekusi'.
"Dia lolos ngga ya?" gumamku.
"Hah? Apa, Re? Dia siapa?"
"Eh? Bukan. Bukan siapa - siapa kok, Ra. Hehe"
Aku heran. Aku selalu merasa suaraku kecil, hanya bergumam, kadang mungkin berbisik, tapi mengapa orang di sekitarku masih bisa mendengarnya?
Ahh. Aku benar - benar penasaran dengan cowok itu! Bagaimana kalau kita cek website sekali lagi? Siapa tahu ada informasi tentang tim dari cowok keren itu.
Dia lolos! Dia dan timnya lolos ke tahap selanjutnya! WOW!! Ahhhhh kali ini penyesalanku berlipat ganda. Aku tidak lolos, berarti kesempatan bertemu dengan cowok keren itu sudah tidak ada lagi. Huh! Aku harus memikirkan cara lain, untuk setidaknya, mengetahui nama cowok itu. Tunggu! Nama? Sepertinya saat 'eksekusi' aku tidak sengaja melihat namanya di absen peserta. Sekilas, tapi tak mungkin salah lihat. Sayangnya aku hanya membaca nama belakangnya.
"Siapa yaaa? Nama belakang? Hm hm.." aku berpikir keras mengingat namanya.
"AAAHHH! Syah Leqha! Bener!! Pasti! Aku ngga mungkin salah!" kataku setengah berteriak.
"Kamu kenapa, Re??" kata salah satu temanku.
"Eh? Ngga kenapa-kenapa. Hehe. Kaget ya? Sorryyy.." kataku sambil tersenyum penuh arti.
Oke. Aku berhasil mengingat namanya. Lalu apa? Harus diapakan nama ini?
"Re, tolong update-in group Himpunan di Facebook kita ya." seru Tiya, salah satu ketua divisi himpunan.
"Oke! Sekarang nih? Tentang apaan?"
"Sekarang dooong, Re. Masa iya nunggu kita turun jabatan? Tentang acara Fakultas yang akhir bulan. Oke?"
"Sip!"
Sedetik, 10 detik, aaah satu menit kemudian aku teriak kegirangan.
"IYAAA YAAAA!! FACEBOOK! CARI DI FACEBOOK!!!"
"Reeeeehaaa????" seru Tiya dan Kira serempak, memandangiku dengan heran.
"Iya? Hehe. Sorrrryyyyy. Kesenangan nih aku."
"Kenapa sih, Re? Daritadi kamu nih aneh deh. Teriak, senyum - senyum, bingung sendiri!" kata Tiya.
"Hmmm. Kenapa ya? Kalian inget cowok yang....." dan aku pun bercerita panjang tentang cowok itu dan bagaimana sampai aku menemukan ide untuk mencarinya di Facebook.
Siapa tahu dia punya Facebook kan? Bisa nambah temen baru kan kalau bisa kenalan? Yaaah pokoknya cuma temenan! Aku penasaran banget ama tuh cowok.
Sudah satu jam berkutat dengan laptopku, memelototi browser yang menampilkan halaman Facebook, membuka halaman yang satu dan yang lain, berharap menemukan Facebook yang memasang foto si cowok keren atau setidaknya memiliki nama yang sama dengannya. Hasilnya nihil. Tidak ada yang cocok. Huh.
Kecewa. Tapi ya sudahlah. Kalau emang aku harus ketemu ama dia lagi, pasti Tuhan ngasih rencana lain buat ketemu. Kalau ngga? Ya ngga apa - apa. Aku kan cuma tertarik.

********

Bersambuuung.....

===================================================================

Yaaaah, selanjutnya? Besok aku update lagi yaa cerita selanjutnya gimana.
Berhubung sekarang koneksi internet lagi ngga memungkinkan, jadi segini dulu ceritanya.
Boleh comment ttg ceritanya, cara penyampaiannya, yang penting bs membangun. hehe.
Semoga kalian suka ya :)



0 komentar:

Posting Komentar

 
imacokladh Blogger Template by Ipietoon Blogger Template